Selasa, 11 Desember 2012

Short Story (Kesetiaan)




Nada terkikik membaca message dari Pak Johan, teman kerjanya.

“Jgn lupa nanti makan siang, tungguin aq ya, cyk”


Langsung dibalas

“Iya, maap kmrn aq tinggalin, saii”


“Hmm…”


“Habisnya kan nggak enak sm tmn2 kalo tiap hari qt keluar dr kantor barengan”


“Hmm…”


“Udah gtu qt makan di kantin sll duduk sebelahan lg”


“Hmm…”


“Kmu kok ham hem ham trs siy..”


“Iya iya cyk, I love u”


Nada melirik seseorang yang duduk tak jauh darinya, hanya berjarak sekitar tiga meter dari meja kerjanya. Seseorang itu tengah tersenyum manis untuknya.


“Love u too,” balas nada.


Bersamaan dengan itu bb-nya bergetar-getar tanda adanya panggilan. Nada mengangkatnya segera, 


“Iya, Pah, nanti Mamah tunggu di tempat biasa ya, jangan sampai telat, yaa…”


Hanya sebentar Nada berbicara di ponsel, lalu dia terkikik lagi membaca bbm-nya. 


“Suami ya? Hmm, untunglah istriku nggak suka tlp di saat jam kerja gini ya cyk.”


….. o0o …..




Vivian mendelik saat tanpa sengaja menangkap basah tatapan seorang pria yang dulu sangat mempesona baginya. Hanya sepersekian detik tiba-tiba all memorian about him seakan berputar-putar di kepalanya. Satya.


“Vin, apa kabar?” tanya sosok tangguh itu sembari mengulurkan tangan kekarnya.


Vivian menelan ludah (tanpa sepengetahuan pria ini tentunya).


“Baik.”


“Kamu sekarang tinggal dimana? Sudah merrid?”


Dan Vivian hanya mengangguk pelan.


“Lama ya nggak ketemu, kamu makin cantik, Vin!”


Vivian tersenyum masam, lalu dengan sopan beranjak dari hadapan pria itu.


~Malamnya~
 “Hi, Vin, ini Satya. Udah tidur? Met tidur ya!” 


SMS dari nomer baru. Dari Satya.


“Bolehkah aq berharap hadir di mimpimu?”


Satu lagi SMS masuk di inbox ponsel Vivian.


Deg. Debar yang sama ribuan hari yang lalu tiba-tiba saja hadir lagi. Debar yang menceriakan hari-hari putih abu-abunya. Dengan orang yang sama. 


“Vin, aku kangen kamu!”


SMS berikutnya hadir lagi. Tanpa sadar Vivian menggigit bibir bawahnya. Sejenak dia menarik nafas panjang, lalu segera menonaktifkan hape-nya. Dia raih lengan suaminya, lalu meringkuk di sana dan perlahan berusaha untuk memejamkan mata. Sulit memang. Tapi Vivian sungguh tak mau terjebak dengan situasi seperti ini.


~Paginya~

“Yah, Bunda mo ganti kartu ya?” ujar Vivian sembari menghidangkan secangkir kopi untuk suaminya.


“Loh kenapa?”


“Hm, nomer Bunda yang ini suka diisengin sama orang yang nggak Bunda kenal.”


“Duh, udah punya anak masih ada yang ngefans juga ya ternyata…” goda suami Vivian.


Vivian hanya memberengut manja. Ah, andai kamu tahu, Yah, aku hanya ingin menghindari masa laluku yang nggak penting itu! 


“Iya deh, iya, chayank,” suami Vivian menutup obrolan pagi itu dengan satu kecupan mesra hinggap di kening Vivian. 


Vivian tersenyum lega


….. o0o …..


Dalam hidup berumah tangga, adakalanya kita bertemu dengan orang-orang seperti Pak Johan atau Satya. Mungkin terkadang kita lengah, membiarkan mereka duduk santai di ‘ruang keluarga’ kita, tanpa kita sadari bahwa mereka itu hanyalah tamu tak diundang yang harus segera pergi dari ‘rumah’ kita. 


Jika orang seperti Pak Johan atau Satya datang dalam kehidupan kita, kita bisa saja tiba-tiba kalap lalu menjelma menjadi Nada, tapi jika kita selalu berpegang pada ajaranNya, yakinlah bahwa menjadi seperti Vivian adalah yang terbaik. Yuk, terus belajar menjadi istri sholihah, Bunda ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar