Senin, 10 Desember 2012

Outbond Amanah (Part 2)



Di dalam bus

Bus kami sampai di tempat tujuan sekitar setengah sepuluhan. Begitu turun bus, anak-anak langsung digiring (aih digiring?!) oleh kakak-kakak pembina untuk membentuk kelompok kecil dan menuju suatu tempat untuk melakukan pemanasan. Sementara ibu-ibu dan bapak-bapak dipersilahkan bersantai ria di saung. 


Saya dan sepupu saya yang anak ceweknya murid Al Husna juga, langsung menuju kantin. Yup, mau ngapain lagi kalo nggak ngopi. Ahahaha yup, emak-emak mo ngopi dulu ya, Bunda… 


Saung
Harga makanan dan minuman di sana tergolong wajar, tidak terlalu mahal untuk ukuran tempat wisata. Es teler yang gelasnya jumbo saja hanya enam ribu rupiah, sementara coffemix yang kami pesan hanya lima ribu per-cup-nya. Panas dan benar-benar coffemix. Saya dan sepupu saya langsung teringat pesanan kopi kami saat di Sarangan tanggal 2 Desember yang lalu. Saat itu saya pesan n*scafe 3 in 1, dan ternyata tidak ada, si penjual menawarkan kopi susu lalu menyebutkan merk terkenal. Saya setuju. Tidak lama kopi susu dihidangkan daannnn ah, saya yang termasuk penggemar kopi krimer, langsung mengenali merk kopi susu tersebut. Lalu saya minta sepupu saya mencicipinya, dia terkikik, “Ini sih merk kopi bla bla bukan bla bla bla.” Tuh kan, bener ^^


Tandur
Ok. Kita kembali ke coffemix di kantin Amanah yaa.. Di kantin ini hampir semua menu yang biasa kita makan tersedia. Mulai dari nasi ayam, bebek, ikan, dll, baik yang goreng maupun bakar. Ada juga bakso, sampai teh poci gula batu. Lengkap pokoknya. Tempat untuk menikmati hidangannya pun juga menarik. Terbuka dan terletak di dekat kolam pemancingan. Oh ya, kita pun bisa langsung memancing sendiri jika mau.





Urusan coffemix beres, saya dan sepupu langsung menuju pabrik roti Amanah. Oh ya, pabrik roti ini merupakan satu-satunya pusat oleh-oleh yang ada di area Agrowisata ini. Sebenarnya ada oleh-oleh lainnya tapi harus berjalan agak jauh dari lokasi. Saya memilih pabrik ini saja. Dan olalaa… ternyata antrinya puanjanggg, pemirsah… Antara masuk apa tidak, akhirnya saya dan sepupu memilih masuk saja, yaa mau gimana lagi, hanya di tempat ini kami bisa membeli buah tangan. 

Main Lumpur
Sempat berdesak-desakan, berebut roti (duh) karena sebagian rak roti sudah kosong. Belum mateng, kata si Mbaknya. Ya sudah, daripada menunggu, saya memilih roti yang sudah ada saja. Roti tawar, roti kukus coklat, donat coklat, donat keju, dan satu lagi roti yang saya nggak tahu namanya. Masing-masing roti bisa sampai tiga-empat bungkus. Jadi bisa dibayangkan betapa ribetnya kami membawa roti-roti tersebut, dan hampir semua ibu-ibu mengeluhkan, “Kenapa nggak ada keranjang belanjanya ya biar ga kerepotan gini?” Hmm, tapi saya pikir, ada baiknya juga sih nggak ada keranjang belanja, otomatis kami belanja hanya sebatas tangan kami bisa membawanya. Pass. Tidak berlebihan.

Merayap
Barang sudah di tangan, kami masih harus ngantri untuk bisa sampai ke kasir. Oh My God, serasa macet di jalanan Jakarta ajja, sama sekali nggak bergerak untuk beberapa menit awal. Sembari menunggu, saya mengusulkan untuk masuk ke dapurnya aja dulu, siapa tahu sudah ada roti yang mateng (duh dasar ibu-ibu, masih aja kurang), kakak sepupu saya setuju, dia yang bertugas menjaga belanjaan saya. Sayang seribu sayang, di dapur ternyata belum ada yang mateng, yang sudah mateng hanya roti kukus saja, itu pun sudah banyak yang ngantri. Ya sudah lah, saya kembali ke antrian dengan kecewa.
Setelah lama mengantri, akhirnya kami bebas dari area tersebut. Ahh,  legaaa ^^


Kebun Stroberi
Selesai memborong roti, saya dan sepupu kembali ke saung untuk mengambil snack dari panitia. Tepat saat kami tiba di saung, kami melihat anak-anak duduk bergerombol, hah, masa iya sudah selesai outbondnya?! Cepet banget yak?! Tapi ternyata belum selesai pemirsah… Anak-anak bergerombol karena sedang mendengarkan cerita Pak Badut daannn outbondnya ternyata belum dimulai. Suara kakak pembina terdengar di microphone, menghimbau kami semua untuk mengumpulkan baju ganti anak dan menyerahkannya ke panitia. Saya pun bergegas melakukan perintah si kakak. Setelah semua pakaian terkumpul, anak-anak yang terdiri dari beberapa kelompok kecil itu mulai diajak oleh kakak-kakak untuk jalan-jalan di area Agrowisata Amanah. Saya pun menikmati segelas teh dan satu piring kecil snack.


Adzan dhuhur berkumandang. Saya dan sepupu langsung menuju mushola. Lokasi mushola sangat unik, menurut saya. Mushola tersebut terletak di lantai dua sementara lantai satu adalah dapur besar untuk kegiatan masak-memasak kantin. Otomatis, saat kami sholat, aroma makanan bersliweran di indera penciuman kami. Astagfirulloh, sama sekali nggak bisa khusyu’ bunda, hihihi gimana bisa khusyu’ coba kalo sholatnya nyium bau-bau harum pas di jam makan siang kaya gini. Ahahaha…

Selesai sholat, kami sempat mampir di pabrik roti lagi, yaa siapa tahu sudah ada yang mateng jenis roti lainnya, tapi ternyata lagi-lagi sudah diborong oleh ibu-ibu lainnya. Kami kembali ke saung. 

Makin Ganteng ^^
Tidak lama kemudian, saat saya merasa jenuh menunggu, saya ajak teman sesama wali murid lain untuk jalan-jalan, saya tidak mengajak sepupu saya karena sepertinya dia lagi asyik ngobrol dengan ibu-ibu lain tentang sawah, satu pokok bahasan yang saya nggak ngerti. Nah, untuk menghindari kebosanan, saya jalan-jalan dengan Mamanya Anis ini, sapa lupa namanya, ahahaha dasar!! Padahal sebelumnya, dulu-dulu itu kami juga deket lho, tapi ya gitu, saya manggil dia mah, mamah atau mamahnya Anis, lha dia juga manggil saya Bundanya Habib. Ahahaha nggak papa ya, kalo sudah begini, apa arti sebuah nama ^^

Kami lalu berfoto-foto ria. Melihat anak-anak, hingga kemudian tersadar bahwa anak-anak kami berada di kelompok yang berbeda, ya sudah, kami jalan sendiri-sendiri (karena sudah tidak ada lagi kecocokan, hehehe). Saya menemukan kelompoknya Habib sedang asyik bermain air di kolam renang kecil. Saya tanya ke ibu gurunya, apa sudah main lumpur tadi, ternyata belum. Asyikkk, moment tersebut nggak boleh terlewatkan ^^


Tarik Tambang
Lalu sesi foto-foto pun dimulai. Sungguh saya menikmati kesenangan Habib saat itu. Mulai dari melihat kebun stroberi, menanam padi (tandur), lalu merayap di lumpur, tarik tambang di lumpur, membedakan kambing jawa dan kambing etawa, membedakan kuda jantan dan kuda betina, menyusuri sungai, berenang di sungai, dan terakhir panen wortel. Tapi sayangnya saya battre kamera keburu habis saat panen wortel, jadi nggak ada fotonya. Menjaring ikan dan membuat roti juga tidak sempat saya foto karena saat itu saya masih di saung. Oh ya, kalo saja stroberinya sudah siap panen maka anak-anak akan diajak memetik stroberi, tapi sayangnya stroberi belum siap panen, akhirnya anak-anak panen wortel ajja.

Selesai ber-outbond-ria anak-anak dimandikan oleh panitia, sementara saya kembali ke saung untuk makan siang. Hmm, seporsi ikan gurami goreng plus nasi putih yang masih mengepul siap saya santap. Yummy ^^


Menyusuri Sungai
Tidak beberapa lama kemudian anak-anak yang sudah bersih bersina mulai dikumpulkan di tempatnya. Siap untuk makan siang (sebenarnya sih udah sore, sekitar jam setengah empatan). Sengaja saya tidak menghampiri Habib, biar dia selesaikan sendiri tugasnya. Toh, dia juga sudah bisa makan sendiri. Selesai makan, anak-anak diajak kakak pembina untuk menjawab soal-soal ringan seputar apa yang sudah mereka lihat dan dijelaskan oleh kakak-kakaknya selama outbond tadi. Siapa yang bisa menjawab akan mendapatka hadiah. Saya tidak tahu hadiahnya apa, karena dibungkus kado rapi. Yang saya tahu, hadiah utamanya adalah seekor kelinci, hihihi… 

Sayangnya Habib tidak mendapatkan hadiah-hadiah itu, kebanyakan yang menjawab anak-anak kelas TK B, dan entah kenapa didominasi oleh kaum perempuan ^^

Nah bunda, gitu deh kira-kira serunya outbond Habib. Beneran deh, Bun, kegiatan-kegiatan seperti itulah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak seusia Habib. Belajar langsung dari sumbernya, tidak semata melalui rentetan tulisan yang tidak semua anak mampu memahaminya. 

Semangat, Bib, terus belajar dari banyak hal yang kau temui, Nak. Insya Allah, bunda selalu mendampingimu. Love u so much, my dear ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar