Senin, 10 Maret 2014

Hamil Bikin PeDe

Oh ya?! Yup!!

Sebagai seorang wanita yang pernah merasakan kehamilan, saya rasakan ke-PeDe-an itu. Semula saya anggap biasa, tapi begitu saya bandingkan saat hamil dan tidak hamil, kok saya merasakan sesuatu yang janggal ya. Beberapa kejanggalan yang saya rasakan adalah :



  • Belanja. Saya biasa belanja sayur mayur mentah di depan rumah (hmm, maap saya lupa sebutannya apa), dan saya menemukan perbedaan kebiasaan sebelum belanja antara saat saya hamil dan tidak. Saat hamil, jika penjual sayur itu datang, saya biasa langsung memakai jilbab begitu saja walau saat itu saya tengah memakai daster (tentunya daster yang panjang yaa..), sedangkan jika tidak hamil, maka saya selalu menyempatkan diri berdiri di depan cermin, memoles sedikit powder (seringnya pake baby powder, hehehe...) dan memastikan tidak ada kotoran mata (setep).   
  • Pakaian. Saat bepergian saya (sedikit) terbiasa disibukkan dengan memadukan antara baju atasan, bawahan dan jilbab atau gamis dan jilbab. Warna harus senada. Setidaknya tidak terlihat terlalu kontras. Nah, saat hamil, saya bisa memakai baju apa pun. Bisa jadi bawahan rok besar motif bunga-bunga, atasan kaos panjang motif garis, dengan jilbab motif polkadot (ugh, enggak banget kan?!!) Tapi, itu nggak masalah buat saya saat hamil.
  • Kosmetik. Saya memang bukan penggemar atau penggila kosmetik, tapi bukan berarti saya tidak membersihkan muka saya, kan?! Beberapa kosmetik yang saya miliki hanya berupa handbody lotion, facial wash, pelembab, foundation dan bedak tabur. Saya tidak biasa memakai lipstik dan eye shadow maupun eye liner atau entah apalagi. Saat tidak hamil saya selalu memakai perlengkapan yang saya punya itu. Mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi. Bahkan saya akan merasa kurang jika perlengkapan sederhana itu tidak saya pakai. Namun hal itu tidak terjadi saat saya hamil, jangankan memakainya, mencium baunya saja saya sudah tidak tahan. Bahkan yang paling saya suka adalah sesaat setelah mandi atau wudhu, saat itu saya tidak perlu apa-apa lagi, karena saat bercermin, saya sudah merasa sangat cantik, hehehe...
  • Body. Perut saya memang tidak bisa rata seperti halnya perempuan lain pada umumnya, namun tidak juga terlalu menggelambir (huft, syukurlah), maka di saat tidak hamil, saya akan sibuk mensiasati bagaimana perut tersebut agar tidak terlihat terlalu besar (karena beberapa orang selalu menanyakan, “Lagi hamil ya?!” huwaaa... udah gede banget yak perut saya?!), namun hal tersebut tidak berlaku saat saya benar-benar hamil, saya justru bangga dengan perut saya yang besar tersebut.
  • De el el

Masih banyak hal-hal lain yang membuat saya lebih merasa percaya diri dikala hamil daripada tidak. Dari situ saya menyimpulkan betapa dahsyatnya aura seorang wanita hamil. Dengan tampil apa adanya ia akan selalu terlihat cantik dan menyenangkan. Bersyukurlah wanita yang sering hamil, karena ia akan selalu dikaruniai aura kebahagiaan tersebut. Bersyukurlah karena wanita itu telah diberikan kepercayaan dari Yang Maha Kuasa, berupa anugerah terindah yang tidak ternilai harganya.


Happy pregnancy, Moms (^_^)

Belajar Sahur

Jika Ramadhan tiba, maka sore hari menjelang malam sebelum berangkat tidur, Habib selalu memberi saya pesan dengan bunyi yang sama, “Jangan lupa bangunin aku sahur lho, Bun!” Dan bundanya selalu menyambut dengan ekspresif, walau saya tahu, pesan singkatnya yang berupa kalimat perintah dan bernada  semangat itu tidak sebanding dengan betapa susahnya membangunkan Habib di waktu sahur, hihihi...

Style Habib kalo lagi sahur (^_^)
Biasanya saya membangunkan Habib menjelang imsyak. Kira-kira 15 menit sebelum imsyak dengan pertimbangan, kasihan kalau dia harus bangun sebelum jam tiga pagi, walaupun setelahnya pastilah tidur lagi. Hal pertama yang harus saya lakukan adalah, tentu saja, membangunkannya. Saya biasa membangunkan suami dan anak saya dengan serangan pipi. Maksudnya, saya membangunkan mereka dengan menciumi pipi mereka secara terus menerus hingga mereka bangun.

Namun seperti biasa, Habib pastilah hanya bergumam, “Sik tho, Bun,” dengan tetap memejamkan matanya. Hmmm. Akhirnya saya langsung menggendong dan memindahkan tidurnya di depan TV. Mengapa harus di depan TV? Karena di depan TV, saya bisa menyuapinya tanpa ketinggalan melihat sinetron ramadhan favorit saya. Para Pencari Tuhan (PPT). Walaupun saya bukan penggemar sinetron, tapi untuk PPT saya suka.

Kembali ke Habib. Singkat kata, jadi, saya pun menyuapinya ketika ia masih dalam keadaan tertidur. Hanya beberapa sendok, bahkan terkadang ia hanya makan roti atau minum susu saja. Tapi alhamdulillah, saya suka semangatnya untuk belajar berpuasa. Semoga tahun ini dipertemukan kembali dengan Ramadhan dan semoga Habib semakin pintar puasanya.
  

Rabu, 05 Maret 2014

Nay (Page 46 ~ Sementara)

              .....
Sunyi. Kedunya sibuk dengan kopi dan pikirannya masing-masing.
Dion melirik sejenak cowok yang duduk tidak jauh darinya itu. Kesan ‘nakal’nya masih sama. Celana jeans yang seharusnya tidak layak pakai melekat di tubuhnya dipadu dengan kaos oblong jumbo. Serampangan. Diam-diam Dion mendesah. Jika cowok di dekatnya ini memang seorang playboy, bukankah seharusnya ia menjaga penampilan, tidak berantakan seperti ini. Apa yang cewek-cewek lihat dari cowok ini? Dan Nayla? Apa yang sebenarnya Nayla suka dari seorang Nugie?
“Pernah ketemu Nayla?” Tanya Nugie tiba-tiba seakan tahu saat ini Dion tengah memikirkan Nayla.
“Oh... enggak! Kamu?”
Nugie tertawa sendiri.
“Pernah. Sering malahan.”
Dion mengernyitkan dahi.
“Sering?”
“Ya aku sering melihatnya pulang dari kampus. Lihat aja sih. Jadi dia nggak tahu kalo aku ada di sekitarnya.”
Nugie tertawa, menyadari kelakuannya yang aneh.
Geblek! Sungut Dion dalam hati. Ia jadi teringat cerita Nayla semasa SMA dulu bahwa ia beberapa kali melihat Nugie di tempat les gitar yang tak jauh dari rumahnya. Ya. Aku hanya lihat dia aja nglewatin rumahku gitu. Tiap jam lima sore. Jadi ceritanya, aku selalu nunggu di ruang tamu sambil ngintip di gorden tiap jam lima sore. Itu kata Nayla beberapa tahun yang lalu yang disertai tawanya yang khas.
...............


Tentang Kamu, Dek (Part 2)

Kisah ini masih tentang my baby. Tentang baby saya yang tak terlahir di dunia. Yang Allah SWT minta kembali setelah enam bulan saya merasakan kehadirannya di dalam rahim. Tentang baby saya yang langsung Allah SWT masukkan ke surgaNya.

“Nanti kalau Pak Modinnya tanya nama, namanya Firdaus, Pak,” pesan suami saya kepada Bapak saat beliau membawa baby saya pulang untuk dimandikan dan dimakamkan. Jika memang meninggal di dalam kandungan dan masih berumur enam bulan, haruskah dimandikan dan dishalatkan? Ya. 

“Jika Janin tersebut sudah berumur empat bulan, maka status janin tersebut adalah makhluq yang bernyawa, dan dikatagorikan makluq hidup, sehingga harus  dimandikan, dikafani, disholatkan, serta dikuburkan sebagaimana kalau mengubur orang yang meninggal dunia. Ini adalah pendapat Syafi’I, Ahmad dan Ishaq bin Ruhawaih serta Ibnu Taimiyah pengarang kitab “ Al-Muntaqa “. (An-Nawawi, Syareh Shahih Muslim, 7/48, Ibnu Rajab, Fathu al-Bari : 1/ 487, Al Mubarfukuri,  Tuhfatu al-Ahwadzi, 4/ 102- 104 )

“Kenapa namanya Firdaus, Yah?” tanya saya waktu itu, suami saya menjawab karena baby kami langsung kembali ke FirdausNya. Semula saya ingin menambahkan Al Ayyat. Firdaus Al Ayyat, dikarenakan dua bulan terakhir saat Firdaus masih di dalam rahim, saya dan Firdaus selalu membaca ayat-ayat Allah minimal satu jam per hari. Untuk yang satu ini, saya sangat bersyukur memutuskan untuk mengikuti ODOJ (One Day One Juz) di saat Firdaus berusia empat bulan, sehingga kami serasa semakin dekat ketika bertilawah. Saya masih mengingat bagaimana Firdaus selalu merespon tiap ayat yang saya baca saat itu.

Tentang Kamu, Dek (Part 1)

Sampai hari ini saya masih dan selalu menyukai hujan. Menyukai aroma tanah basahnya sembari menantikan jutaan jarum itu menembus bumi Allah. Adalah sebuah kebiasaan bagi saya mendengungkan doa (meskipun kadang hanya di dalam hati) saat hujan mulai turun. Saya masih ingat doa yang sering saya panjatkan akhir-akhir ini, tepatnya sejak enam bulan yang lalu.

Enam bulan yang lalu, saya mendapati garis dua di test pack yang sudah saya beli beberapa bulan sebelumnya. Sujud syukur dan rasa bahagia yang membuncah seketika menguasai hati saya. Ada perasaan senang, cemas, gugup, tidak percaya, dan lain-lainnya yang muncul secara bersamaan.  Dan keajaiban itu terjadi. Sensitivitas tinggi, mood juga naik turun dengan fluktuasi yang tidak bisa ditebak. Kadang saya berpikir, bagaimana bisa janin yang masih berbentuk segumpal darah itu merubah semua hal? Kamar mandi saya yang baik-baik saja tiba-tiba selalu membuat mual setiap kali saya masuk. Suami saya yang baik-baik saja tiba-tiba sama sekali tidak ingin saya sentuh. Suara TV atau winamp di komputer yang baik-baik saja tiba-tiba menjadi masalah bagi saya. Bahkan makanan yang saya gemari hanya terbuang percuma sebelum sempat dicerna di dalam perut. Ya. Betapa ajaibnya gumpalan darah itu. Dan dari semua hal yang selalu ‘menyusahkan’ itu selalu saya sambut dengan belaian lembut di perut saya yang belum buncit tersebut. Subhanallah. Sungguh Allah SWT Maha Sempurna. Menciptakan suatu makhluk yang sama sekali belum terlihat namun mampu menimbulkan rasa cinta yang besar bagi saya.

Di usianya yang empat bulan, tendangan-tendangannya sudah bisa saya rasakan. Masih terasa seperti kedutan, namun sungguh luar biasa rasanya. Semakin bertambah hari semakin kuat tendangannya. Dan saya pun semakin jatuh cinta pada makhluk mungil di dalam rahim saya.

Hingga kemudian .....

Keajaiban Mimpi (Part 2)

M.I.M.P.I

Mari kita bicara tentang mimpi lagi. Mimpi saya beberapa waktu lalu yang saya bilang sangat tinggi dan yang kemudian justru semakin menambah kepercayaan dan keyakinan saya bahwa semua akan menjadi nyata, ternyata ..... 
BENAR-BENAR MENJADI KENYATAAN.

Alhamdulillah .....
Lima bulan sudah saya menikmati mimpi itu, semoga Allah SWT memberi rezeki yang luas dan barokah hingga kami bisa menyelesaikan kewajiban kami tiap bulannya. Hmm, kewajiban apa?! Bayar cicilan, say, hahayyy .....


Yang mampu mewujudkan mimpi yaaaa kita sendiri DENGAN KUASA-NYA. Loph YOU, ALLAH, 
sangatttt!!!

Madiun, 160513

Keajaiban Mimpi (Part 1)

M.I.M.P.I
Orang bilang HOPE. Harapan. Dan saya lebih suka menyebutnya KEAJAIBAN. Kenapa harus keajaiban?!! Simple saja, karena tidak semua orang mempunyai mimpi dan jika seseorang tersebut mempunyai mimpi itu berarti dia mempunyai kekuatan besar untuk mewujudkannya. Dan disitulah letak keajaibannya.

Dan .....

Saat ini saya mempunyai mimpi yang sangat besar. Mimpi yang kadang membuatku tertawa membayangkan betapa tingginya mimpi saya itu, namun sekaligus menambah kepercayaan diri yang sangat besar bahwa hal tersebut akan menjadi nyata. Keyakinan bahwa mimpi saya akan terwujud.
Naaaaa ..... Sudah terbayang kan betapa ajaibnya?!! 
Apa mimpi saya?!! 
Biar saya dan Allah SWT saja yang tahu :)

Brummm...

Madiun, 061012