Rabu, 05 Maret 2014

Nay (Page 46 ~ Sementara)

              .....
Sunyi. Kedunya sibuk dengan kopi dan pikirannya masing-masing.
Dion melirik sejenak cowok yang duduk tidak jauh darinya itu. Kesan ‘nakal’nya masih sama. Celana jeans yang seharusnya tidak layak pakai melekat di tubuhnya dipadu dengan kaos oblong jumbo. Serampangan. Diam-diam Dion mendesah. Jika cowok di dekatnya ini memang seorang playboy, bukankah seharusnya ia menjaga penampilan, tidak berantakan seperti ini. Apa yang cewek-cewek lihat dari cowok ini? Dan Nayla? Apa yang sebenarnya Nayla suka dari seorang Nugie?
“Pernah ketemu Nayla?” Tanya Nugie tiba-tiba seakan tahu saat ini Dion tengah memikirkan Nayla.
“Oh... enggak! Kamu?”
Nugie tertawa sendiri.
“Pernah. Sering malahan.”
Dion mengernyitkan dahi.
“Sering?”
“Ya aku sering melihatnya pulang dari kampus. Lihat aja sih. Jadi dia nggak tahu kalo aku ada di sekitarnya.”
Nugie tertawa, menyadari kelakuannya yang aneh.
Geblek! Sungut Dion dalam hati. Ia jadi teringat cerita Nayla semasa SMA dulu bahwa ia beberapa kali melihat Nugie di tempat les gitar yang tak jauh dari rumahnya. Ya. Aku hanya lihat dia aja nglewatin rumahku gitu. Tiap jam lima sore. Jadi ceritanya, aku selalu nunggu di ruang tamu sambil ngintip di gorden tiap jam lima sore. Itu kata Nayla beberapa tahun yang lalu yang disertai tawanya yang khas.
...............


Tidak ada komentar:

Posting Komentar