Kamis, 04 Februari 2010

fakta warung tenda

.................
Tanpa isyarat sedikitpun, tiba-tiba garis arsiran mulai turun dari langit.
“Hujan!” teriakku kaget.
Spontan kutangkap tangan Ziyan dan menariknya untuk berlari menuju sebuah warung tenda terdekat. Kucarikan tempat duduk untuk Ziyan disisiku. Kupastikan Ziyan tidak akan terkena air hujan. Beberapa orang kemudian mulai berdatangan untuk ikut berteduh. Ditengah alun-alun kota memang agak susah menemukan tempat untuk berteduh saat hujan turun tiba-tiba seperti ini. Satu-satunya tempat, ya tentu saja di warung-warung tenda macam ini.

“Kopi krim dua, bang,” pesanku pada pemilik warung tenda.
Ziyan menatapku heran,
“Tumben?”
Aku hanya tersenyum,
“Situasi darurat,” ujarku sekenanya

Kulihat Ziyan tertawa tertahan. Mungkin memang terlihat aneh dimata Ziyan, aku yang biasanya makan en minum selalu ngikut dan samasekali tidak bisa menentukan pilihan, tiba-tiba malam ini bisa dengan tegas meneriakkan, “kopi krim dua, bang.”
Ya sudahlah...

“Dingin, Zhy?” tanyaku saat melihat Ziyan merapatkan tangannya.
Ziyan meringis. Kulepas jacket tebalku dan kusodorkan padanya.

Rabu, 03 Februari 2010

First love

Bayanganmu selalu di anganku
Walaupun dirimu tak akan pernah tahu
Bagaimana cara kuungkapkan
Tuk berkata suka kepadamu

Sanubariku yang rindu padamu
Bergetar selalu saat kehadiranmu
Bagaimana cara kuungkapkan
Tuk berkata cinta kepadamu

Mungkinkah
Kita saling berkata cinta (mesra)
Mungkinkah kau terima
Rasa sayangku padamu

Biarkan saja kusimpan cinta ini
Sampai saat nanti kuungkapkan
Biarkan saja kusimpan cinta ini
Sampai saat nanti kaupun tahu
Sampai saat nanti kaupun tahu

Bagaimana caranya
Untuk berkata padamu
Dan mengungkapkan semua
Rasa cintaku padamu

Lagu ini dulu jadi hitsku saat masih menginjak bangku es em pe. Syeneng banget baca lyricknya. Sederhana dan apa adanya. Tentang kisah cinta seorang cowok pada seorang cewek yang begitu besar namun tak kuasa menyampaikannya dan memilih untuk diam, menunggu sang waktu yang membuka semua tabir itu. Hihi, setidaknya itu yang kutangkap dari lyrick lagu ini.

Bertahun-tahun aku melupakan lagu ini. Sampai sekitar setahun yang lalu saat aku tengah ‘menyalurkan hobi’ dan sampai pada sebuah kejadian yang mengharuskanku menemukan lyrick lagu ini, aku kebingungan. Hingga saat itu aku masih menghafal lyricknya namun sama sekali tidak mengingat siapa yang menyanyikannya :’(

Sampai pada paragraf :
“Setelah semua kukeluarkan dari kotak besar itu, aku menemukan beberapa lembar kertas disana. Segera kuambil. Andai kutemukan sebuah Diary, mungkin pertanyaan-pertanyaanku tentang Putra akan terjawab, tapi sayangnya hampir semua cowok tidak menyukai benda tersebut dan tidak biasa menumpahkan isi hatinya pada lembaran-lembaran berbau wangi itu. Kecuali beberapa lyrick atau puisi ini yang mungkin bisa membantuku”

“Ada beberapa lyrick lagu lengkap dengan notasi gitar tertera disana. Kuambil secarik diantaranya saat aku sempat membaca sekilas lyrick lagu tersebut, sepertinya lyrick tersebut tidak asing dimataku. Aku mencoba menginga-ingat pemilik salah satu lagu yang ditulis Putra, yang sepertinya dulu juga sangat akrab di pendengaranku via Radio.”

Dan setelah itu aku berhenti menulis, aku sama sekali tidak mengingat siapa penyanyinya, aku hanya mengingat lagunya. Hingga kemudian kukosongi halaman tersebut. Lalu beberapa bulan yang lalu, tanpa sengaja aku menemukan lagu tersebut lagi via om google (makasih google), ternyata yang nyanyiin Yanni Libels. Huft, benar-benar satu nama yang tak sedikitpun kupikirkan. Kemudian kucoba cari video klipnya, hihi ternyata aku nggak berhasil menemukannya ^_^

First love...
“Kurasakan mataku berkaca-kaca lagi mendengar semua yang dikatakan Adel. Mungkin memang aku yang bodoh karena membiarkan Putra masuk kehidupanku lagi. Tapi apa Adel tidak mengerti juga bagaimana sulitnya melupakan cinta pertama? Seandainya yang datang kemarin itu adalah Dandy, kupastikan aku langsung bisa membuatnya hengkang dari hidupku. Tapi ini Putra. My first love. Orang asing yang pertama kali mengenalkanku pada perasaan suka pada lawan jenis, yang benar-benar menyentuh hati, yang kemudian hanya dengan sedikit pembicaraan dan senyum darinya sudah mampu membuatku terbang melayang seakan tengah menjadi bagian dari kisah-kisah romantis dalam sebuah dongeng dan selanjutnya aku merasa telah menjadi seseorang yang beda dari sebelumnya.”

First love...
Gimanapun kronologisnya
Endingnya selalu bisa jadi cerita
First love...
Gimanapun hati pernah disakiti karenanya
Endingnya selalu diceritakan dengan senyum tertahan
First love...
Gimanapun marahnya
Endingnya selalu melupakan semua kekecewaan itu
First love...
Ya seperti itu....
^_^

Selasa, 02 Februari 2010

Dibalik ujan

Hujan masih setia mengguyur bumi Surabaya. Gemericik suaranya menyambut kepergian senja yang tengah berganti malam. Kucuran air yang ditumpahkan olehNYA begitu segar membasahi tanah yang kering.

Ehm, aku sangat menyukai suasana seperti ini. Dengan ditemani secangkir kopi krimer plus pisang atau ketela goreng rasanya hujan yang mencekam terasa nikmat, terlebih jika ada senior dan juniorku menemani. Bahagia rasanya melihat ayah dan anak bermain bareng, berebut mainan, bermain gulat maupun berlatih membaca. Dengan begitu kegiatan ‘penyaluran hobi’ bisa terealisasi ^_^

Jika tengah melihat kedua milikNYA yang tengah dititipkan padaku itu, aku seperti tidak menginginkan apa-apa lagi, padahal keluarga kecilku tergolong belum menjadi keluarga yang berhasil. Belum mempunyai rumah sendiri, belum mempunyai kendaraan yang nyaman dipakai dan belum mempunyai apapun yang sewajarnya diinginkan oleh sebuah keluarga, entah apa namanya.

Sejak menikah hampir empat tahun yang lalu, sejak itulah aku menemukan apa arti cinta. Beberapa kali sebelum itu aku begitu ‘malas’ berhadapan dengan yang namanya cinta, hingga kemudian setelah menikah itulah cinta itu tercipta.

Jika ada yang bertanya padaku, apa arti cinta menurut versiku? Pasti kujawab, cinta hanya ada setelah kita menikah. Cinta sebelum menikah itu hanyalah kumpulan dari rasa ingin tahu, emosi, gengsi, dan nafsu. Nggak lebih dari itu.

Apa yang kita banggakan saat kita berpacaran dulu?

Mau nraktir, dapet uang dari ortu. Mau nonton, uang juga dari ortu. Beliin kado buat pacar, uang juga dari ortu. Mau ngapel, kendaraan juga minjem ortu. Ehm, terbukti kan kalo semua palsu ^_^

Sementara semua punya ortu, kita begitu bersikukuh mempertahankan sang pacar. Memikirkannya setiap saat, nelfon juga tiap menit (padahal ngisi pulsa juga pake uang ortu), lagi sibuk belajar, nyempat-nyempatin say hello sang pacar, ujung-ujungnya ngobrol nggak jelas sekian jam lamanya. Belum lagi kalo lagi ada masalah, nangis seharian, mata bengkak, muncul jerawat, rambut rontok, mulai nggak doyan makan, hingga nilai semesteran menurun. Hey, sadarlah, belum tentu orang yang tengah kamu tangisi itu yang akan jadi pendamping hidupmu. So, calm down, beibeh.

Kalo saat ini kamu emang lagi punya makhluk yang disebut pacar, standar aja memperlakukannya, tidak usah terlalu mengistimewakan, jadi seandainya dia bukan jodohmu, kamu nggak perlu mengidap satu penyakit yang biasa dikenal dengan sebutan ’stress’ ^_^

Bagi yang udah cukup umur, sebaiknya menikahlah. Dalam pernikahan itulah kamu akan temukan cinta yang sesungguhnya. Cinta yang apa adanya. Tanpa formalin dan tanpa bahan pengawet. Cinta yang bikin hati tenang. Cinta yang bikin senyum selalu mengembang. Cinta yang selalu membuatmu menyambut pagi dengan tarikan nafas lega. Bahkan, saat terjadi konflik sekalipun, kamu masih bisa makan dengan nyaman tanpa rasa takut kehilangan, karena kamu percaya bahwa dialah jodoh dunia dan akhiratmu.

Hanya jika kamu mencintai pasanganmu karenaNYA

nothing

Kudengar isak tertahan dari ujung telefon
Senyap mencekam untuk beberapa saat kedepan
Beberapa kali kutarik nafas dalam-dalam
Dadaku berdebar begitu kencang
Sakit tiba-tiba menguasai ruang hatiku
Hingga kurasakan tak ada sedikitpun celah untuk bisa kutenangkan diri...

Dua tahun yang lalu aku begitu sulit memaafkannya
Saat dia bercerita padaku lirih
bahwa dia telah menikah dengan seseorang
yang telah mempunyai pasangan hidup

Pertama, aku tidak bisa memaafkannya
karena sebagai sahabat dia tidak memberitahuku
tentang pernikahannya
Kedua, aku tidak bisa memaafkannya
karena dia harus memilih untuk menjadi istri kedua

Namun kemudian...
Seperti biasa, persahabatanlah yang kembali meluluhkan hatiku

Dan kini...
Beberapa menit yang lalu
dia mengatakan telah berpisah dengan suaminya
setelah dia melahirkan peri kecilnya...

Hatiku benar-benar terluka
Air mataku tumpah tak tertahankan
Tanpa dia tahu...

Masih kudengar sesengguknya...
Ingin rasanya berlari padanya
Memberikan semua waktuku untuknya
Sebagai media untuk menguratkan kekecewaannya
Menuangkan semua kegundahaannya
Meluapkan emosinya
Lalu berusaha menghapus semuanya...

Tapi apa yang bisa kulakukan sekarang?
Hanya memegang ponsel dan mengatakan satu kata saja,
“Sabar........”

Sahabat macam apa aku ini?

(dedicated to mama refa)

Kamis, 21 Januari 2010

Skripsi-koe

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrokhmanirrokhim………
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sungguh, hanya karena sentuhan kasih sayang-Nyalah skripsi ini ada.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman yang paling dimuliakan Allah SWT, yang telah menyibakkan kegelapan dan kebodohan menuju jalan penuh cahaya dan ilmu. Terima kasih pada Bapak, Ibu dan Adikku satu-satunya atas dukungan moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
Tentunya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan pernah terwujud. Untuk itu, sewajarnya apabila dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan dan rasa tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak dibawah ini :
1. Bapak Drs. Andik Matulessy, MSi., Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Ibu Dra. Hilda Irmawati, MSi. Selaku Dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan saran-saran yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Ratna Eliyawati, Dra, SPsi, MSi. Selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa.
4. Bapak Drs. Tri Handoyo, MS. Selaku Dosen yang telah membantu penulis dalam menganalisis data.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama dalam perkuliahan.
5. Seluruh Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah banyak membantu kelancaran akademik dan administrasi semasa kuliah dan membantu memperlancar penyelesaian skripsi.
6. Para pengasuh di beberapa Panti Asuhan dan Orang Tua yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis.
7. Ibu Hj. Rasmini Hadi Martoyo, selaku nenek satu-satunya yang tiada pernah berhenti mendoakan penulis.
8. Keluarga keduaku, Bapak Syamsuddin beserta Ibu, juga Mba’ Fatim & Mas Angga, Shoffah, Ahmad, Akhim, atas persaudaraan yang menakjubkan ini.
9. Harapanku satu-satunya, adikku, Haris Dwi Nugroho, kamu harus bisa menjadi seperti apa yang kamu mau.
6. Slamet Riyanto, atas cinta, kasih sayang dan kesetiannya, “hanya padamu kumelihat”
7. GO GIRLS (Mba’ Ayik, Mba’Lili, Ori, Nana, Isti, Ambri, Anita, Iffa), yang telah menyempurnakan warna-warni dalam kehidupanku.
8. Aditya Wardhana, thank you so much
9. Mba’ Ina, atas tumpangannya selama penelitian.
10.Orang yang selalu mensupportku, Zaenul adib, kamu… baik… banget…
11.Wahyu Comp, yang telah menjadi saksi bisu semua perjuanganku.
12.Sahabat lama (Rina, Derra, Astri, Hilda, Deni) dan juga semua temen-temen Nginden Baru III / ID khususnya : Suryantoel, Ririn, Mba’ Ninuk, ketawa terus…
13.Anak-anak angkatan 2001, semoga ilmu kita bermanfaat. Amin.
Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan, semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas kebaikan dan ketulusan mereka serta mencatatnya sebagai amal ibadah. Amin…
Akhir kata penulis tetap mengharapkan kritik dan saran terhadap karya sederhana ini demi kesempurnaannya, karena penulis menyadari dengan segenap perasaan bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa.



Surabaya, November 2005
Penulis


DEVINA LISTASARI




.................................
Gak nyangka, udah lamaaaaa banget karya sederhana itu kubuat en berhasil mendapatkan nilai A. Terima ksaih buat Ibu Dra. Hilda Irmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbingku yang enak banget diajak berdiskusi, yang minjemin buku tebel tapi nggak bs kubaca coz nggunain bahasa planet, hihi...

Gak nyangka juga setelah sekian lama berpisah dengan temen kuliah, temen kost, bahkan sahabat semasa SMA maupun SMP, akhirnya ketemu lagi via facebook. Walau mereka entah ada dimana, tapi semua terasa dekat, membuatku merasa lebih muda dari usiaku yang udah 27 taon en punya buntut satu, hihi...

Berbicara tentang skripsi adalah berbicara tentang perjuangan untuk melegalkan sebuah status. Memperpanjang nama. Tapi kalo menurutku bukan hanya itu saja, kelulusan seorang mahasiswa adalah bentuk pertanggungjawaban baru terhadap ilmu yang telah sekian tahun diserap. Seorang sarjana harus mempertanggungjawabkan gelar yang telah diraihnya. Tentu saja dengan bekerja. Dengan begitu, semakin banyaknya para sarjana yang berkeliaran di Indonesia, harusnya semakin banyak lapangan pekerjaan terbentuk. Mereka dibekali ilmu yang cukup untuk memikirkan apa yang harus dilakukan jika tidak bisa bekerja pada sebuah instansi tertentu.

Tapi maaf, aku nggak mau membahas yang itu. Aku mau meembahas tentang suka duka seorang calon sarjana, sepertinya lebih ringan ;)

Buat yang saat ini sedang mengerjakan Tugas Akhir, nggak usah cemas, semua pasti akan berakhir pada waktunya, asal berpegang teguh pada deadline. Nikmati aja semua petualanganmu. Yang mulai dari hunting jurnal, buku, mungkin juga alat uji coba, lalu berhadapan dengan dosen pembimbing yang aduhhh liat wajahnya aja udah males, kemudian memikirkan harus mengadakan penelitian dimana, belum lagi ditengah-tengah kesibukan itu, harus mikirin nanti malam makan apa, pacar hari ini ngapain aja, cucian setumpuk, setrikaan menanti, sampai dana buat analisis data en penelitian yang nggak sedikit, whaaaaa rasanya pilihan untuk cuti adalah pilihan yang paling tepat, hihihi...

Tapi ternyata nggak gitu banget deh.

Kalo mulai dari mengerjakan hal-hal yang dirasa mudah, en dengan hati tenang, semua pasti bisa diselesein. Ini bukan bullshit, tapi fakta. Karena seperti yang dikatakan Lisa Nichols dalam bukunya The Secret by Rhonda Byrne, "Hukum tarik menarik sangatlah patuh. Ketika anda memikirkan hal-hal yang anda inginkan, dan anda memfokuskan semua niat anda kepadanya, hukum tarik menarik akan memberikan persis seperti apa yang anda inginkan, setiap waktu. Ketika anada berfokus pada hal-hal yang tidak anda inginkan, misalnya,'saya tidak ingin terlambat, saya tidak ingin terlambat', hukum tarik menarik tidak mendengar bahwa anda tidak menginginkannya. Hukum ini mewujudkan hal-hal yang anda pikirkan. Hal-hal itu akan terus bermunculan. Hukum tarik menarik tidak membedakan apa yang diinginkan atau apa yang tidak diinginkan. ketika anda brfokus pada sesuatu, terlepas dari apapun sesuatu itu, sebenarnya anda sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir"

Dan ini bener-bener terjadi. Hukum alam hanya mendengar apa yang kita pikirkan bukan apa yang kita inginkan atau tidak kita inginkan. Mungkin ada benarnya juga jika para bunda dianjurkan untuk meminimalisir penggunaan kata 'jangan' atau'tidak' untuk buah hatinya.

Tentang hukum alam ini, aku punya beberapa kisah yang kudapat selama mengikuti perkuliahan dulu, tapi maaf nggak bisa kusajikan sekarang. Maybe, next time ;)

cooking

Spesial Masakan Indonesia

Tahu goreng bumbu rujak
Bumbu :
300 gr tahu, potong 2 x 2 cm lalu goreng kering
3 lembar daun jeruk purut
1 tangkai serai, dimemarkan
500 ml santan dari 1 butir kelapa
1 sendok makan air asam jawa
2 sendok makan minyak untuk tumis
Garam dan gula secukupnya

Bumbu halus :
• 6 butir bawang merah
• 5 buah cabai merah
• 3 buah kemiri
• ½ cm lengkuas
• 1 cm kunyit

Cara memasak :
• Tumis bawang halus, daun jeruk dan serai sampai harum.
• Masukkan tahu, aduk hingga tahu berbalut bumbu
• Tuangkan santan, garam, gula dan air asam. Masak hingga santan kental


Ayam Asem-asem
Bahan :
• 1 ekor Ayam (potong kecil - kecil)
• Asam matang secukupnya

Bumbu :
• 4 siung Bawang putih
• 5 siung Bawang merah
• 4 biji Lombok merah besar
• 5 biji Lombok kecil / cabe rawit
• 3 sdm Kecap manis
• 1 sdm Gula pasir
• Lengkuas, kunyit, garam secukupnya

Cara Memasak :
• Semua bumbu dipotong tipis - tipis.
• Tumis bumbu dalam panci ukuran besar.
• Masukkan ayam dan asam, beri air secukupnya.
• Masak sekitar 40 menit, angkat dan sajikan.


Gudeg Yogya
Bahan :
• ½ butir kelapa
• 3 lembar daun jati
• ½ ayam sedang
• Telur
• Nangka muda

Bumbu :
• 3 biji bawang merah
• 4 siung bawang putih
• 1 sendok teh ketumbar
• 6 butir kemiri
• 2 potong laos
• ¼ sendok teh terasi
• 3 lembar daun salam
• 1 sendok makan garam
• 2 sendok makan gula merah dan micin

Cara memasak :
• Rebus telur dan parut kelapa untuk dijadikan santan
• Nangka muda dipotong-potong agak kasar setelah dicuci.
• Kemudian rebus dengan daun jati supaya timbul warna merah hingga lunak. Tiriskan lalu memarkan.
• Haluskan bumbu, kecuali daun salam dan laos. Masukkan ke dalam panci bersama santan, potongan ayam dan nangka muda yang telah dimemarkan.
• Tambahkan daun salam dan laos, rebu terus hingga santan habis.
• Terakhir masukkan telur rebus yang telah dikupas, tambahkan santan kental dan rebus hingga santan habis


Soto Ayam
Bahan :
• 1 ekor ayam (yang agak besar)
• 4 btg Daun bawang (potong kecil - kecil)
• 3 btg Seledri (potong kecil - kecil)
• 2 sdm Kecap manis
• 1/2 sdt Cuka
• 100 gr Keripik kentang
• 100 gr Soun (rendam air panas, tiriskan)
• 4 btr Telur ayam (direbus, kulitnya dikupas)
• 2 sdm Bawang goreng
• Bumbu penyedap dan minyak goreng secukupnya

Bumbu yang dihaluskan :
• 5 siung Bawang merah
• 8 siung Bawang putih
• 1/2 jari Jahe
• 1 sdt Merica
• Garam secukupnya

Cara Memasak :
• Ayam direbus hingga empuk, pisahkan dari kaldunya.
• Ambil kaldu secukupnya ± 2 1/2 liter.
• Potong ayam tipis - tipis, goreng hingga setengah kering, tiriskan.
• Bumbu yang sudah dihaluskan ditumis sampai harum.
• Tambahkan kaldu ayam, masak hingga mendidih.
• Tambahkan daun bawang, kecap, cuka dan bumbu penyedap, aduk sebentar dan angkat.
• Taruh soun, ayam, dan telur dalam mangkok.
• Beri kuah kaldu ayam tadi, taburi bawang goreng dan irisan seledri.
• Tambahkan air jeruk nipis, sajikan dengan keripik kentang.

Untuk Sambal Soto :
Haluskan bumbu yang terdiri dari :
• 5 buah Cabe merah (direbus)
• 10 buah Cabe rawit (direbus)
• 3 btr Kemiri (digoreng)
• 1 siung Bawang putih (digoreng)
• Tambahkan garam dan gula pasir secukupnya.
• Tambahkan air ± 4 sdm, siap disajikan dengan soto.


Sambal Goreng Telor Puyuh
Bahan :
• 25 btr Telur puyuh (rebus dan kupas kulitnya)
• 100 gr Udang
• 1 sdm Minyak goreng
• 5 siung Bawang merah (iris halus)
• 1 iris Lengkuas
• 1 lbr Daun salam
• 1 buah Tomat (diiris)
• 300 cc Santan
• 50 gr Kapri (bersihkan)

Bumbu yang dihaluskan :
• 2 siung Bawang putih
• 2 buah Cabe merah
• Garam secukupnya dan sedikit terasi

Cara Memasak :
• Udang dibersihkan dari kepala, kulit dan ekornya, sisihkan.
• Tumis bawang merah dan bumbu yang dihaluskan dengan minyak panas hingga harum.
• Tambahkan lengkuas, daun salam, tomat, tumis hingga layu.
• Masukkan udang dan telur puyuh.
• Tambahkan santan, masak sambil diaduk - aduk hingga santan mengental.
• Masukkan kapri, masak sebentar.
• Angkat dan sajikan untuk 5 porsi (1 porsi = 185 kalori).


Martabak Tahu
Bahan :
• 2 btr Telur
• 50 gr Tepung terigu
• 1/3 sdt Merica bubuk
• 500 cc Air
• 1 sdm Minyak sayur / mentega cair
• Garam secukupnya
• 2 potong Tahu putih (cincang kasar)
• 250 gr Daging giling
• 1/2 gelas Air Kaldu
• 3 btg Daun bawang (iris halus)
• 2 sdm Minyak goreng (untuk menumis)
• 1 sdt Bumbu kari bubuk
• 1/2 sdt Merica bubuk
• 4 siung Bawang putih (haluskan)
• 4 siung Bawang merah (haluskan)
• 4 buah Cabe hijau (iris halus)

Cara Membuat Isi :
• Tumis bawang merah dan bawang putih dengan minyak goreng hingga harum.
• Tambahkan daging giling, aduk sampai daging berubah warna.
• Masukkan merica dan bumbu kari, tuangkan air kaldu.
• Masak hingga bumbu meresap.
• Masukkan tahu, cabe hijau dan daun bawang, aduk sampai rata.
• Masak hingga matang, angkat dan tiriskan.

Cara Membuat Martabak :
• Buat adonan dari campuran telur, tepung terigu, 1/3 sdt merica, air, minyak sayur dan garam.
• Panaskan wajan dadar anti lengket lalu olesi dengan sedikit minyak goreng.
• Masukkan 2 - 3 sdm adonan, buat dadar hingga matang, angkat.
• Siapkan selembar dadar dan beri isi, lalu lipat / gulung sesuai selera.
• Kerjakan untuk sisa bahan hingga habis.
• Lumuri dengan telur kocok, goreng diatas api sedang hingga kulit kecoklatan.
• Angkat dan sajikan dengan saus sambal / tomat sesuai selera.


Soto Mie Udang
Bahan-bahan :
• 250 gr mie telor diseduh hingga cukup lunak
• 250 gr udang kupas sedang besarnya
• 150 gr tauge
• 8 buah tahu sumedang yang telah digoreng dipotong-potong
• 2 butir telur rebus
• 2 sdm bawang goreng
• 5 sdm bubuk kerupuk ( kerupuk udang yang telah digoreng dihaluskan )
• 2 sdm bawang daun diiris halus
• 1 liter air kaldu udang ( dari kulit udang direbus dengan api kecil
• Minyak untuk menumis secukupnya.

Bumbu yang dihaluskan :
• 4 siung bawang putih
• 4 buah bawang merah
• 5 butir kemiri
• 1 sdm ketumbar dihaluskan
• 3 cm jahe
• 3 cm kunyit
• 1 sdt garam

Cara Membuat:
• Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang kemudian masukkan udang,tumis kembali hingga udang berubah warna.
• Rebus kaldu hingga mendidih kemudian masukkan tumisan bumbu dan udang ke dalamnya, masak hingga matang.
• Letakkan mie telur di dalam mangkok, tambahkan tauge, potongan tahu, udang, bubuk krupuk, bawang goreng daun bawang dan kuah soto.
• Sajikan panas-panas dan jika suka tambahkan air jeruk nipis atau cuka


Pepes Tahu Telor Asin
Bahan :
• 250 gr Tahu (dilumatkan)
• 3 btr Telur asin mentah
• 100 ml Santan
• 2 lbr Daun salam
• 1 btg Serai (memarkan)
• 1 buah Tomat (diiris)
• 5 lbr Daun kemangi
• Garam dan merica secukupnya
• Daun pisang (untuk membungkus)

Bumbu yang dihaluskan :
• 5 siung Bawang merah
• 3 siung Bawang putih
• 5 buah Ebi

Cara Memasak :
• Campurkan bumbu yang dihaluskan dengan tahu, telur asin, santan, garam dan merica, aduk rata.
• Ambil selembar daun pisang, alasi dengan daun salam, serai, sepotong tomat dan kemangi.
• Tuangkan adonan diatasnya, bungkus lalu kukus hingga matang.
• Angkat dan siap disajikan.

Poetry

Bicara tentang puisi pastilah berbicara tentang isi hati. Sebagian manusia merasa puas jika mampu menuangkan apa yang ada dalam pikirannya dalam bentuk puisi, entah itu tentang kehidupan, cinta, keluarga, persahabatan maupun kecintaannya pada Sang Pencipta.

Melalui penulisan kata yang lebih hidup, atraktif serta seolah memberikan ruh pada sesuatu yang seharusnya tidak bisa berbicara, melihat maupun mendengar, sebuah penulisan terasa lebih menyenangkan tertangkap oleh otak.

Aku jadi ingat sebuah puisi sederhana yang seseorang berikan untuk aku. Seorang yang bisa dikatakan so cool dan sama sekali nggak 'ngeh' sama yang namanya seni, ternyata bisa melukiskan kata hatinya melalui goresan. Bertahun-tahun yang lalu puisi itu kusimpan dan hanya aku yang tau tentang keberadaannya, tapi setelah sekian tahun pula dia hilang dan kurasa nggak begitu penting lagi untuk kupikirkan, aku ingin membagi puisi itu disini...

Malam

Jam dinding masih bergerak perlahan, semakin mendekati angka 12. Kedua mataku kian menyipit, seakan ingin segera dipejamkan. Secangkir kopi juga telah kuteguk sekian jam yang lalu. Slow music kudengar lirih dari Radio-TV, membuatku enggan meninggalkan malam begitu saja...

Sedikit cemas dengan yang namanya mimpi, yang mungkin akan menghampiriku malam ini... Mimpi yang mengembalikan semua raport tentang masa-masa saat masih memakai seragam putih biru.

Masa yang sangat menakjubkan...
Masa yang sangat menggairahkan...
Masa yang penuh imajinasi...
Masa yang sarat akan motivasi...

Bukankah memang tidak ada yang sia-sia dengan semua hal yang terjadi dengan kita di masa silam, karena akan selalu menjadi cerita di masa kini, demikian juga apa yang terjadi saat ini, adalah cerita di masa yang akan datang. So, tidak ada kata untuk mengatakan, "iya, besok aku pasti bahagia", "oke, keberhasilan pasti akan kuraih besok", "aku akan mengatakan cinta padanya esok"

Hey, kenapa harus menunggu besok. Lakukan sekarang jika memang bisa dilakukan saat ini, agar kita tidak menyesal nanti...

Mata ini kian menyipit, rasanya memang harus kuistirahatkan sekarang juga...
See you malam...