Selasa, 02 Februari 2010

nothing

Kudengar isak tertahan dari ujung telefon
Senyap mencekam untuk beberapa saat kedepan
Beberapa kali kutarik nafas dalam-dalam
Dadaku berdebar begitu kencang
Sakit tiba-tiba menguasai ruang hatiku
Hingga kurasakan tak ada sedikitpun celah untuk bisa kutenangkan diri...

Dua tahun yang lalu aku begitu sulit memaafkannya
Saat dia bercerita padaku lirih
bahwa dia telah menikah dengan seseorang
yang telah mempunyai pasangan hidup

Pertama, aku tidak bisa memaafkannya
karena sebagai sahabat dia tidak memberitahuku
tentang pernikahannya
Kedua, aku tidak bisa memaafkannya
karena dia harus memilih untuk menjadi istri kedua

Namun kemudian...
Seperti biasa, persahabatanlah yang kembali meluluhkan hatiku

Dan kini...
Beberapa menit yang lalu
dia mengatakan telah berpisah dengan suaminya
setelah dia melahirkan peri kecilnya...

Hatiku benar-benar terluka
Air mataku tumpah tak tertahankan
Tanpa dia tahu...

Masih kudengar sesengguknya...
Ingin rasanya berlari padanya
Memberikan semua waktuku untuknya
Sebagai media untuk menguratkan kekecewaannya
Menuangkan semua kegundahaannya
Meluapkan emosinya
Lalu berusaha menghapus semuanya...

Tapi apa yang bisa kulakukan sekarang?
Hanya memegang ponsel dan mengatakan satu kata saja,
“Sabar........”

Sahabat macam apa aku ini?

(dedicated to mama refa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar