.............................
“SG Cafe?!”
Nayla
membaca nama cafe tempat tujuan mereka. eSGe Cafe.
“Iya. Ini namanya
SG Cafe. E-S-G-E. Kamu tahu kenapa diberi nama itu?”
Nayla
menggeleng.
“SG itu
kepanjangan dari Sheila Gank.”
Kedua mata
Nayla mendelik. Mulutnya menganga lebar, nyaris membentuk huruf O besar. Aura
wajahnya berbinar. Dan Dion tak kuasa menyembunyikan senyumnya. Ia menunggu
moment ini. Moment dimana ia melihat wajah takjub Nayla terhadap suatu hal.
“Jadi ...”
“Eits, jangan
harap di dalamnya ada personil Sheila On 7 lagi nyanyi, nggak mungkin kan?”
“Lalu?”
“Di dalamnya
hanya ada band lokal biasa, tapi setiap hari mereka menyanyikan lagu-lagunya
Sheila On 7.”
“Oh ya?”
mata itu makin berbinar.
“Nah,
setahuku kan kamu suka sama Sheila On 7, jadi ini surprised-nya, Nay!”
Nayla belum beranjak dari kegiatan mematungnya. Dion
menikmati gaya Nayla. Ia suka gaya itu. Gaya takjub yang mempesona. Ia tahu ia
akan terus berusaha membuat gaya-gaya macam itu di wajah Nayla, walau untuk
memenuhi itu semua ia harus berjuang.#Kangen Sheila On 7 dan menulis secara bersamaan. (Page 80-while)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar